Bagi saya adat hanyalah estetika. Seperti memilih warna taplak meja dan pot bunga. Kalau suka, tarohlah disana. Tak suka, biarkan saja. Tidak ada konsekuensi apa-apa. Tak membuat masuk penjara, apalagi masuk neraka. Karena yang saya tahu, kalau takut dengan penjara ikuti hukum negara. Kalau urusan dengan neraka, ada namanya hukum agama. Hukum adat? Sekali lagi hanyalah estetika belaka.
Bicara soal estetika adalah bicara tentang sebuah rentetan waktu. Konon dulu dulu perempuan cantik adalah yang bongsor. Sekarang? Perempuan sensitif ditanya berat badan.
Bagi yang mengutamakan fungsi, silakan minimalis. Minimalis juga boleh buat yang beralasan budget rendah. Yang mau ribet dan compilcated, juga silakan. Memang sih, menjadi pusat perhatian ketika kita minimalis di tengah lingkungan complicated dan ribet. Tapi kita boleh kok teriak who's care!! Peduli amat!
Jadi, bagi saya adat ini adalah estetika. Sekarang sih, saya masih melihat sebagian adat kita masih indah. Tidak tahu nanti, apakah masih indah menurut saya. Kalau pun tak berasa indah, saya tinggalkan saja. Atau saya pragmatis memilih saja, yang masih indah saya pakai. Yang menurut saya sudah tak indah, saya tinggalkan saja. Toh zaman selalu dinamis berubah. So what gitu loh!!
Salam
note:
di Tahiti, air juga mengalir ke bawah
disana yang beginian, bisa jadi disebut adat nan sabana adat juga
lalu apa bedanya??
plis deh... hari gini masih berlindung dibalik adat nan ampek
lagian hari gini ngapain masih berkelahi ngomong adat
cape deh...
adat cuma estetika kok! gak jauh beda ama taplak meja dan pot bunga di atasnya
Bicara soal estetika adalah bicara tentang sebuah rentetan waktu. Konon dulu dulu perempuan cantik adalah yang bongsor. Sekarang? Perempuan sensitif ditanya berat badan.
Bagi yang mengutamakan fungsi, silakan minimalis. Minimalis juga boleh buat yang beralasan budget rendah. Yang mau ribet dan compilcated, juga silakan. Memang sih, menjadi pusat perhatian ketika kita minimalis di tengah lingkungan complicated dan ribet. Tapi kita boleh kok teriak who's care!! Peduli amat!
Jadi, bagi saya adat ini adalah estetika. Sekarang sih, saya masih melihat sebagian adat kita masih indah. Tidak tahu nanti, apakah masih indah menurut saya. Kalau pun tak berasa indah, saya tinggalkan saja. Atau saya pragmatis memilih saja, yang masih indah saya pakai. Yang menurut saya sudah tak indah, saya tinggalkan saja. Toh zaman selalu dinamis berubah. So what gitu loh!!
Salam
note:
di Tahiti, air juga mengalir ke bawah
disana yang beginian, bisa jadi disebut adat nan sabana adat juga
lalu apa bedanya??
plis deh... hari gini masih berlindung dibalik adat nan ampek
lagian hari gini ngapain masih berkelahi ngomong adat
cape deh...
adat cuma estetika kok! gak jauh beda ama taplak meja dan pot bunga di atasnya
No comments:
Post a Comment